10/01/2013 - 11/01/2013

Senin, 14 Oktober 2013

Jumat, 11 Oktober 2013

Keterbukaan


"Be careful who you open up to. Only a few people actually care, the rest are just curios."

"Hati-hatilah kepada siapa kamu terbuka. Hanya beberapa orang yang benar-benar peduli, lainnya hanya penasaran."


Well, setuju banget sama quote di atas. Nggak semua orang bisa dipercaya. Nggak semua orang itu benar-benar care dan mengerti kita. Jujur, aku kadang merasakan hal itu. Sampai-sampai, aku juga jarang menceritakan masalahku sendiri pada orang terdekat sekalipun. Aku lebih memilih untuk memendamnya dan akhirnya jadi sakit hati sendirian. Aku sempat mengalami ketakutan meluapkan masalahku, karena takut privasiku diumbar ke orang banyak dan aku dibuatnya malu. Tak jarang juga aku terlanjur bercerita pada seseorang, namun aku tidak mendapatkan solusi dari masalahku. 

Diantara banyak teman yang kita punya, pasti hampir semuanya ingin tahu tentang masalah yang sedang menimpa kita, ada juga yang apatis. Dan dari mereka yang ingin tahu, hanya sedikit yang bisa memberikan solusi atau jalan keluar. Sisanya, bisa dipastikan akan berlalu setelah tahu masalah apa yang sedang kita hadapi, dan berpura-pura simpati di awal saja.

Lalu, harus curhat kepada siapa?

Kriteria pendengar yang baik, adalah mereka yang terdekat. Jadi, hilangkan gengsi untuk bercerita pada kedua orang tua. Well, aku tahu itu tidak semudah meluapkan cerita pada teman-teman sebaya kita. Pasti akan ada komentar yang diberikan orang tua tentang masalah yang sedang kita hadapi. Tapi, keuntungannya adalah, rahasiamu akan aman. Meski kemungkinan besar di akhir sesi curhatmu orang tua akan memberikan pantangan-pantangan yang berkaitan dengan masalahmu. Misalnya, "Ya sudah, tidak usah lagi berteman dengan si A." "Kalau begitu, kamu jangan pernah pergi ke sana lagi" "Jangan dekati dia lagi" dan pantangan lain.

Saudara kandung bisa jadi alternatif lain bila gengsimu sudah tak tertolong. Dijamin, lebih seru. Jujur saja, karen aku anak tertua, aku lebih sering curhat pada kakak sepupu.

Sahabat juga bisa menjadi tempat mencurahkan isi hati. Namun kewaspadaan harus tetap ada. Karena kemungkinan sahabatmu juga pasti akan cerita ke oran tua mereka soal masalah yang kamu hadapi. Dan yang tadinya tidak boleh diceritakan pada orangtuamu akan ketahuan, akibat orangtuanya juga dekat dengan orangtuamu. Well, this happened to me.

Diary, adalah cara aman apabila perasaanmu sudah terlalu susah untuk diluapkan pada orang terdekat. Inilah hal yang sering aku lakukan. Why? Because I have trust issues, even I can't 100% on my bestfriend.

Tapi satu hal yang paling penting, keterbukaan itu perlu. Meski tidak selalu. Tapi, setidaknya kamu harus punya satu atau dua orang yang selalu bisa mendengarkan keluh kesahmu. Because everybody needs a good listerner for every problem in their life. So, choose your listerner wisely.



With love,
Zhaza Afililla