02/01/2014 - 03/01/2014

Rabu, 19 Februari 2014

Bertanya


Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah berhenti dan tiba-tiba memikirkan aku.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah mengingatku saat kamu akan tidur atau terbangun.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah berpikir untuk membalas pesan-pesan singkatku.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah ingin berbicara denganku di lorong.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah berniat membalas sapaanku setiap pagi tanpa canggung.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah bicara tentang aku pada teman-temanmu.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah menunggu sampainya pesan-pesan singkatku.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah melamunkan aku.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah merasa risih denganku, pemujamu.
Aku bertanya-tanya, apa kamu pernah merencanakan untuk lari dan tidak menghiraukanku lagi.
Semua ini terlalu abu-abu bagiku.
Tentang kamu.
Tentang kita.
Maaf.

Minggu, 02 Februari 2014

THE FAULT IN OUR STARS


"I’m in love with you, and I know that love is just a shout into the void, and that oblivion is inevitable, and that we’re all doomed and that there will come a day when all our labor has been returned to dust, and I know the sun will swallow the only earth we’ll ever have, and I am in love with you." - Augustus Waters (The Fault in our Stars)

OH MY GOD. THEM WORDS GOT ME IN LOVE WITH TFIOS EVEN MORE.
The Fault in our Stars adalah novel karangan John Green yang bagiku adalah novel paling berpengaruh. Novel TFioS menceritakan dua orang remaja penderita kanker yang saling jatuh cinta. Hazel Grace dan Augustus Waters. Keduanya dipertemukan dalam sebuah klub pertemuan yang dihadiri anak-anak kanker. Berkat Gus (a.k.a Augustus Waters) yang merelakan harapannya untuk Hazel, mereka berdua pergi ke Amsterdam. Untuk bertemu dengan penulis favorit Hazel, yang bernama Peter Van Houtten. Dalam cerita mereka berdua ini, mereka hanya melewati kebersamaan dalam hitungan hari. Yang mana bagi mereka, hitungan hari tersebut sudah seperti selamanya. Hingga salah satu diantara mereka harus meninggal lebih dulu. Benar-benar gak bisa ditebak. Tragis dan harus baca banget pokoknya.

Novel TFios mengajarkanku bagaimana cinta itu akan terlihat sempurna bagi siapapun. Kata 'cinta' bukan hanya untuk mereka yang cantik dan tampan. Bagiku semua itu sudah sering aku dapatkan dalam novel-novel teenlit di Indonesia. Dimana si cantik akan selalu bersama si tampan. Well, meski tidak semua. Pokoknya, novel ini bisa membuat perasaan jungkir balik dan kesal, terutama pada sosok Peter Van Houtten yang bagiku sangat menjengkelkan. Dan bahkan, aku baru kali ini bisa sangat jatuh cinta pada tokoh dalam sebuah novel. Biasanya, setiap aku selesai membaca novel, aku bisa dengan mudah melupakan sosok utama dalam novel itu. Tapi, aku seperti sudah jatuh pada pribadi Augustus Waters. LIKE, SIAPA YANG TIDAK AKAN JATUH CINTA PADA COWOK YANG MEMBERIMU SATU HAL TERPENTING YANG DIA PUNYA?

DAN!!!!!!! Novel ini sudah dibuat filmnya. Akan tayang bulan Juni mendatang!!!!!!!!!! DEMI APAPUN AKU GAK SABAR!!!!!
TRAILERNYA BAHKAN SUDAH CUKUP BIKIN AKU GAK BISA MENAHAN HASRAT BUAT LIHAT FILMNYA. OKE INI LEBAY TAPI THIS IS WHAT YOU FEEL WHEN YOU FALL IN LOVE WITH YOUR FAVORITE NOVEL CHARACTER!!!!

kadang aku


kadang aku senang berada di dekatmu
kadang aku gugup berada di dekatmu
kadang aku takut berada di dekatmu
kadang aku merasa aman berada di dekatmu
kadang aku sedih saat tak melihatmu
kadang aku merasa iri bila ada yang bicara denganmu
kadang aku ingin merengkuhmu
kadang aku ingin berdiri di samping tubuh jangkung itu
kadang aku merasa enggan jauh darimu
kadang aku sangat ingin melihatmu
kadang
kadang
kadang
itulah pengaruh aneh yang kudapat
kapanpun aku berada dalam jalur peredaranmu
getaran yang sulit diartikan
perasaan yang tidak bisa diucapkan
setiap letupan kecil di hatiku
semuanya karenamu
sadarkah kamu?