Stop complaining, please.

Sabtu, 08 November 2014

Stop complaining, please.


Belakangan aku sedikit sensitif/jengkel/annoyed/sumpek/jengah jika ada yang bilang "Aku sibuk" atau "Aku masih ada acara ini, acara itu, aku capek, aku sibuk terus belakangan ini, aku ingin pulang."

Bukan sirik atau apa, aku mendengar keluhannya saja sudah malas. Boro-boro mau sirik.

Pernah ada teman yang bilang: Kalau kamu merasa jadi yang paling sibuk, kamu secara tidak sadar membuat orang lain merasa paling tidak sibuk atau paling tidak punya kesibukan. (kurang lebih kalimatnya seperti itu)

Semua orang bisa saja sibuk. Sibuk pada perannya masing-masing. Entah itu organisasi di dalam kampus, di luar kampus, di fakultas, atau di lingkungan tempat tinggal, mau yang sibuk dalam lingkup akademik, non-akademik. Yang jelas, semua orang pastilah punya kesibukan masing-masing, terlepas dari apapun peran mereka.

Dan jika kesibukan itu benar-benar kita sukai, tidak mungkin kita akan berkeluh kesah, apalagi didepan orang banyak, dengan bangga mengumbar keluhan kita. Kalau sudah begitu,jelas orang-orang melihat kita bukan orang yang kompeten.

Lebih baik kita jalani saja kesibukan yang semestinya. Bekerja dalam diam, tak banyak mengeluh dan ikhlas. Serta pandai-pandai mengatur waktu. Bukannya terus mengumbar beban diri sendiri ke banyak orang dengan lagak sok penting. Sesungguhnya orang yang paling tidak penting adalah orang yang sok penting. Dan juga orang yang merasa paling sibuk, adalah yang paling tidak mengerti tentang kesibukan itu sendiri, karena dia sibuk mengumbar kesibukannya ke banyak orang agar dilihat.

Pada dasarnya jika bicara soal mengabdi, mengabdi, ya mengabdi. Mengerjakan sesuatu tanpa pamrih, tanpa menuntut untuk dilihat atau bahkan dilirik. Bukan mengharapkan kitanya untuk dilihat, tapi mengutakamakan hasil kerja keras kita untuk dihargai.

0 komentar :